Nama : Maharesti Kartika Wuni
Nim : 2211416024
Kelas : 109 LEPT
Lombok
Berduka,Kita Berduka,Indonesia Berduka
Gempa bumi
berkekuatan 7 Skala Richter (SR) mengguncang kawasan
Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Puluhan orang meninggal dan ratusan
lainnya mengalami luka akibat kejadian ini. Berikut beberapa fakta tentang
gempa di Lombok kemarin :
Terjadi Tsunami dengan Ketinggian
Tsunami 10-13 Cm
Tsunami yang diawali gempa berkekuatan 7 skala Richter (SR) telah menyentuh
daratan. Ketinggian tsunami disebut di bawah setengah meter.
"Berdasarkan laporan BMKG telah ada tsunami dengan ketinggian tsunami yang masuk ke daratan 10 cm dan 13 cm," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Minggu (5/8/2018).
"Diperkirakan maksimum ketinggian tsunami 0,5 meter," imbuh Sutopo.
"Berdasarkan laporan BMKG telah ada tsunami dengan ketinggian tsunami yang masuk ke daratan 10 cm dan 13 cm," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Minggu (5/8/2018).
"Diperkirakan maksimum ketinggian tsunami 0,5 meter," imbuh Sutopo.
Berpusat di
Darat dan Merupakan Gempa Utama
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa yang terjadi tersebut merupakan gempa utama atas rangkaian gempa yang terjadi sebelumnya di kawasan Lombok, NTB. Gempa tersebut berpusat di darat.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitudo 7. Epicentre gempa terletak pada koordinat 8,37 derajat LS dan 116,48 derajat BT atau tepatnya berlokasi di darat, pada lereng utara timur laut Gunug Rinjani pada jarak 18 km arah barat laut Kabuoaten Lombok Timur NTB, pada kedalaman 15 km," kata Dwikorita saat jumpa pers di Kantor BMKG, Jl Angkasa, Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (5/8/2018) malam.
Dwikorita menambahkan, dengan memperhatikan titik dan kedalaman gempa, disimpulkan bahwa gempa yang terjadi itu jenis gempa bumi dangkal yang diakibatkan patahan Flores. "Hasil analisis mekanisme sumber menujukkan gempa ini dibangkitakn oleh deformasi batuan dengan mekanisme gerakan naik," katanya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa yang terjadi tersebut merupakan gempa utama atas rangkaian gempa yang terjadi sebelumnya di kawasan Lombok, NTB. Gempa tersebut berpusat di darat.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitudo 7. Epicentre gempa terletak pada koordinat 8,37 derajat LS dan 116,48 derajat BT atau tepatnya berlokasi di darat, pada lereng utara timur laut Gunug Rinjani pada jarak 18 km arah barat laut Kabuoaten Lombok Timur NTB, pada kedalaman 15 km," kata Dwikorita saat jumpa pers di Kantor BMKG, Jl Angkasa, Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (5/8/2018) malam.
Dwikorita menambahkan, dengan memperhatikan titik dan kedalaman gempa, disimpulkan bahwa gempa yang terjadi itu jenis gempa bumi dangkal yang diakibatkan patahan Flores. "Hasil analisis mekanisme sumber menujukkan gempa ini dibangkitakn oleh deformasi batuan dengan mekanisme gerakan naik," katanya.
Berdasarkan titik pusat dan kekuatan gempa tersebut, kata Dwikorita, maka disimpulkan bahwa gempa 7 SR merupakan gempa utama dari gempa sebeoumnya yang terjadi pada 29 Juli 2018.
Tercatat
Sudah 82 Orang Meninggal dan Ratusan Lainnya Luka
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga Senin (6/8) pukul 02.30 WIB, tercatat sudah 82 orang tewas akibat gempa 7 SR tersebut. Sementara itu, tibuan warga lainnya mengungsi untuk mencari tempat yang lebih aman dari tempat tinggal mereka.
"Hingga Senin dini hari pukul 02.30 WIB, tercatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa. Ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya, Senin (6/8/2018) subuh.
"Ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman. Aparat gabungan terus mengevakuasi dan penanganan darurat akibat gempa bumi," sambung dia.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga Senin (6/8) pukul 02.30 WIB, tercatat sudah 82 orang tewas akibat gempa 7 SR tersebut. Sementara itu, tibuan warga lainnya mengungsi untuk mencari tempat yang lebih aman dari tempat tinggal mereka.
"Hingga Senin dini hari pukul 02.30 WIB, tercatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa. Ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya, Senin (6/8/2018) subuh.
"Ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman. Aparat gabungan terus mengevakuasi dan penanganan darurat akibat gempa bumi," sambung dia.
Sutopo menanbahkan, jumlah korban tersebut kemungkinan akan terus bertambah. "Diperkirakan korban terus bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan," kata Sutopo.
Lombok Utara, Timur dan Kota Mataram Terparah Alami Kerusakan
Sutopo juga menambahkan, ribuan orang masih mengungsi akibat gempa ini. Aparat gabungan terus melakukan evakuasi dan penanganan darurat akibat gempabumi.
"Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram. Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 39 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh," katanya.
Upaya
Penyisiran dan Evakuasi Korban Terkendala Akses Komunikasi
TIM SAR terus melakukan evakuasi dan penyisirian korban gempa 7 SR tersebut. Akses komunikasi menjadi kendala dalam upaya pencarian dan evakuasi.
"Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugoroho dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/8/2018).
TIM SAR terus melakukan evakuasi dan penyisirian korban gempa 7 SR tersebut. Akses komunikasi menjadi kendala dalam upaya pencarian dan evakuasi.
"Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugoroho dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/8/2018).
Tenaga Medis, Air Bersih dan Makanan Jadi Kebutuhan Mendesak untuk Korban
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei telah tiba Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain itu, dua helikopter juga dikirimkan ke NTB untuk proses penanggulangan bencana gempa 7 SR yang mengguncang kawasan NTB pada Minggu (5/8/).
"Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, permakanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya. Kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram akan diliburkan pada 6/8/2018 karena dikhawatirkan bangunan sekolah membahayakan siswa. Akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh petugas," katanya.
Tercatat Sudah 124 Kali Gempa Susulan di Lombok
Gempa susulan terus terjadi usai gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) yang mengguncang kawasan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hingga pagi ini, tercatat sudah 14 kali terjadi gempa susulan.
"Update Gempa Bumi Lombok M (Magnitudo) 7 sampai pukul 06.00 WIB, Senin (6/8) tercatat sebanyak 124 gempa bumi susulan," kata Kepala Bagian Humas BMKG Harry Tirto Djatmiko kepada detikcom, Senin (6/8/2018).
Tak Hanya di NTB, Kerusakan Parah Juga Melanda Bali
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, gempa
bumi yang terjadi di Lombok Nusa Tenggara Barat juga dirasakan di beberapa
tempat yang ada di Pulau Jawa dan Bali. Dan ternyata dampak dari gempa tersebut
juga sempat merusak beberapa tempat dan fasilitas umum di Pulau Dewata.
(https://www.merdeka.com/peristiwa/beberapa-fakta-tentang-gempa-di-pulau-lombok.html)
(https://www.merdeka.com/peristiwa/beberapa-fakta-tentang-gempa-di-pulau-lombok.html)
Yang kelompok kami
lakukan ketika Menggalang Dana adalah kita terjun kelapangan langsung dan menerima
saluran Dana melalui rekening salah satu anggota kelompok kami. Ketika kami
terjun kelapangan dan meminta sumbangan kepada orang orang yang sedang
beristirahat atau sedang menikmati waktu dengan keluarga,teman atau kekasih.
Mungkin beberapa dari mereka ada yang merasa terganggu dengan kehadiran kami ,
tapi ada beberapa juga yang menyumbang lebih dari seharusnya. Ada juga ibu-ibu
yang baru saja melakukan perjalanan dan hanya membawa uang yang bisa dikatakan
sangatlah minim , tetapi beliau tetap menyumbang untuk saudara-saudara kita
dilombok. Anak – anak yang masih duduk di jenjang sekolahpun tetap mau
menyumbang untuk saudar-saudara kita diLombok.
Saya belajar bahwa
beberapa orang memiliki tingkat kepedulian yang berbeda , ada yang masa bodoh
dengan saudara kita diLombok , ada juga yang sangat peduli. Semua orang tidak
bisa dipaksa kehendaknya , jika mereka tidak mau menyumbang ya saya tidak bisa
memaksakan hal tersebut. Jika mereka menyumbang lebih dari itu , saya merasa
sangat bersyukur karena mereka masih peduli dengan orang lain.